Apa jadinya kalau daging sisa makanan yang kita kunya, nyempil di gigi selama berhari-hari? Tentunya menimbulkan bau busuk serta pastinya tidak memberikan rasa nyaman. Beruntung manusia purbakala merasakan ketidaknyamanan itu sehingga menciptakan sebuah alat berupa tusuk gigi.
Tusuk gigi adalah sebatang kayu atau plastik yang digunakan untuk menyingkirkan sisa-sisa makanan dari gigi, biasanya setelah makan. Tusuk gigi biasanya mempunyai satu atau dua ujung yang tajam untuk disisipkan di antara gigi. Bahkan saking pentingnya, tusuk gigi versi plastik alat menjadi komponen dari pisau Swiss Army.
Tusuk gigi yang terbuat dari perunggu telah ditemukan diantara barang-barang yang dikuburkan dalam makam-makam pra-sejarah di Italia Utara dan di Alpen Timur. Tusuk gigi juga dikenal luas di Mesopotamia.
Konon dalam sebuah cerita, sang tiran Agatokles dibunuh pada 289 SM melalui racun yang bekerja lambat, yang ditaruh oleh seorang budak kesayangannya pada sebatang tusuk gigi. Ada contoh-contoh tusuk gigi yang artistik dan halus dari bahan perak di zaman kuno, atau dari kayu mastis di kalangan bangsa Romawi. Pada abad ke-17 tusuk gigi dianggap barang mewah yang setara dengan perhiasan permata. Mereka dibuat dari logam mulia dan dihiasi dengan batu-batu berharga. Seringkali dibuat secara artistik dan dilapisi email.
Kini, dengan kemajuan ilmu kedokteran gigi modern, penggunaan tusuk gigi agak ditolak, dan alat-alat bantu lainnya seperti benang gigi dan sikat gigi lebih disukai. Namun karena terobosan mutakhir dalam teknologi rasa, tusuk gigi, tetap populer di kalangan banyak orang.
Negara bagian Maine di Amerika Serikat adalah produsen utama tusuk gigi. Di Korea Selatan, untuk mendorong orang agar lebih ramah lingkungan, beberapa perusahaan menciptakan tusuk gigi yang dapat dimakan. Tusuk gigi ini dibuat dari ibu jalar, tampak jernih, dan melunak perlahan-lahan apabila terkena air panas.
Thanks for sharing!
ReplyDelete