Sahabat, raga masih di kota Solo nih. Dengan denyut nadi kehidupan masyarakatnya, ini terkesan harmonis. Enggak kebayang yah, kehidupan tradisional di masa lalu merupakan semangat anak jaman sekarang.
Eits, tapi jangan gundah. Soalnya kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa kini terabadikan dalam bentuk diorama berukuran mini. Enggak usah penasaran, datang aja ke bengkel seniman yang disebut rempah rumah karya.
Oh ya, rempah sendiri adalah kependekan dari remukan sampah. Jangan heran yah sahabat, soalnya sebagian besar karya yang angga memang berasal dari material sampah sahabat. Ini nih yang paling unik, miniatur kayu yang disebut seni liping.
Totaliti berasal dari bahasa Inggris, living. Yang berarti menjalani kehidupan. Lucunya karena menyesuaikan dengan lidah orang Jawa disebutnya jadi liping deh. Seni liping menceritakan kegiatan orang Jawa menjalani kehidupan sehari-hari di kampung, seperti bertani, bercengkrama, main gamelan, membatik, melukis dan lain sebagainya. Aneka karakter seni liping kebanyakan dibuat dengan menggunakan bahan dasar limbah kayu pinus.
Karakter dibentuk dahulu, lalu di bor untuk melubangi bagian kaki dan tangannya. Kemudian rekatkan menggunakan lem. Pasang deh pakaiannya agar nampak natural, keren kan. Uniknya pengrajin seni liping membuat karakter manusia tanpa cetakan. Dijamin enggak ada yang sama deh, antara sosok satu dengan yang lainnya. Satu karakter ukuran mini membutuhkan waktu 1 jam pembuatan saja. Dalam sehari Mas Bejo sang seniman bisa membuat karakter seni liping. . . .Wow.
Harganya juga bervariasi. Tentunya, tergantung ukuran dan tingkat kesulitan pembuatannya. Mulai dari 100 ribu hingga 5 juta rupiah. Keren yah sahabat. Barang-barang kayu pinus yang murah meriah bisa menjadi produk bernilai jutaan rupiah. Enggak cuma limbah kayu pinusnya aja, gubuk gergaji, kain perca, alang-alang kering, serta bahan-bahan daur ulang lainnya bisa dimanfaatkan pula. Indah adanya.\
Video:
Foto:
No comments:
Post a Comment